Semenjak aku mengenal dunia
komputer, OS pertama yang aku sukai adalah LINUX. Tetapi aku malah
mendapatkan OS Windows pada pertama kali aku membeli sebuah perangkat
komputer. Meskipun waktu itu aku belum mengetahui benar tentang
komputer, tetapi nama linux lebih familiar daripada windows (menurutku).
Dan setelah aku memahami benar apa itu komputer, aku berkeinginan untuk
menggunakan Linux.
Setelah
sekian lama aku menunggu waktu untuk bermigrasi ke linux, akhirnya pada
tahun ini 2008. Aku berkesempatan untuk mencobanya. Awalnya sih aku
bingung harus bagaimana. Akhirnya aku mencoba mencari tahu bagaimana
system operasi linux. Aku coba nyari internet, tetapi belum terlalu
detail. Akhirnya aku coba untuk memesan majalah infoLinux. Pada
pembelian pertama aku benar2 merasa bodoh. Pembelian kedua akhirnya aku
mengetahui benar apa itu linux dan bagaimana pengoperasiannya. Untungnya
semua hardware yang aku miliki sudah bersertifikat LinuxReady. Jadi aku
sudah tidak ragu lagi untuk migrasi ke Linux. Distro pertama yang aku
coba install adalah gOS yang disediakan oleh infoLinux pada edisi
04/2008. Alasanku menggunakan distro tersebut adalah: cara
penginstallannya sudah disediakan oleh infoLinux, sudah LiveCD dan
berbentuk Bootingan DVD sehingga bisa langsung digunakan tanpa memburn
ulang, dan yang terakhir adalah karena tampilan dari distro ini sangat
menarik. Meskipun merupakan turunan dari ubuntu.
Pada
awal penyobaan, banyak sekali hal2 yang biasa aku lakukan di windows
tidak disediakan oleh linux. Seperti properties dekstop ( yang biasanya
dengan cara klik kanan>properties, tetapi pada linux cara ini malah
menuju ke start), refres ( pada linux tidak terdapat fasilitas ini,
mungkin saja karena memang dari sananya begitu atau karena Linux
memiliki system yang lebih stabil daripada windows sehingga tidak
membutuhkan fasilitas ini ), control panel ( pada Linux tidak terdapat
fasilitas control panel, tetapi kita masih bisa membuatnya sendiri.
Untuk caranya bisa dilihat pada infoLinux edisi 03/2008 ), tidak
terdapat deteksi drive ( seperti C, D, E pada windows ).
Setelah
beberapa hari berlalu, aku mengalami kebingungan kembali yang
dikarenakan aku kepengin memburn CD. Tetapi aplikasi apa yang cocok.
Akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi seorang teman yang aku
dapatkan dari infoLinux ( ViaEmail ). Dan ternyata aplikasi yang cocok
adalah menggunakan K3B.
Alasanku
menggunakan Linux juga dikarenakan karena printer yang aku miliki
(IP1700) sedang rusak. Sedangkan untuk installasinya membutuhkan koneksi
internet. Padahal aku belum mempunyai koneksi internet. Dan setelah
sebulan kemudian, printer yang aku miliki sudah tidak lagi rusak.
Sedangkan aku membutuhkan sekali printer tersebut. Akhirnya daripada
printernya nganggur, komputerku yang sudah memakai Linux, aku migrasikan
kembali ke windows. Sehingga aku bisa menggunakan printer. Tetapi
meskipun demikian, aku masih menggunakan Linux untuk keperluan tertentu
walaupun aku tidak menginstal Linux ke dalam hardisk. Itu dikarenakan
distro2 yang aku miliki sudah bisa langsung dipakai tanpa harus
diinstall terlebih dahulu alias LiveCD.