Sudah direncanakan jauh-jauh hari
pas pertengahan puasa, 25 juli bakalan jadi mudik seru di lebaran tahun ini
karena mudik menggunakan motor sambil boncengan dengan teman yang sama-sama
kerja di jakarta. Dengan memastikan mudik bareng di tanggal 25, teman saya
tidak memesan tiket kereta. Namun naas, setelah jelang tanggal 21 juli ketika
tiket kereta mudik sudah habis, mendapat berita dari adik di brebes mengatakan
belum diterima masuk perguruan tinggi, sehingga memaksa saya untuk mudik
secepatnya untuk segera membantu si adik mendaftar di perguruan tinggi yang ada
di semarang.
Dengan perasaan penuh rasa
bersalah pada 22 juli, memberitahukan kepada teman bahwa saya harus segera
mudik di tanggal 23. Dan penuh dengan kecewa teman saya tidak dapat ikut mudik
di tanggal tersebut karena masih ada pekerjaan.
Sampailah di 23 juli, saya mudik
bersama teman saya yang berencana mudik juga di tanggal tersebut. Kami berdua
mudik dengan menggunakan motor masing-masing. Seusai sholat subuh kami mulai
perjalanan mudik dengan melewati kalimalang, kami hanya bisa menggeber
kendaraan kami di 50 km/jam karena motor yang saya pakai mengalami masalah di
ban belakang. Sesampainya di cikarang, akhirnya kami mencari bengkel motor. Dan
ternyata memang sudah parah kondisi ban belakang motor.
Ban motor sudah selesai
diperbaiki, dan kami pun beraksi dengan menggeber sekencang mungkin. Macet oh
macet dan memang jalanan sudah mulai macet di beberapa titik pantura. Kami lewati
mobil dan motor yang ada di depan lintasan mudik, sampai akhirnya di jam 3 sore
sampai di rumah masing-masing. Alhamdulilah, akhirnya bisa merasakan buka puasa
di kampung halaman bersama keluarga. Karena
kondisi badan yang masih pegal, tarawihnya jadi bolos dulu.
Belum sehari ada di rumah, seusai
sahur saya dan adik langsung bergegas melakukan perjalanan ke semarang. Masih sama
dengan mudik sebelumnya, kami menggunakan motor. Dan jam 5.15 pagi saya geber
motor dengan kecepatan tinggi untuk bisa sampai di comal sepagi mungkin. Karena
hari ini merupakan hari pertama jembatan comal kembali beroperasi pasca ditutup
selama sepekan karena ambles.
Bersyukur tidak ada kendala
apapun, kami bis melewati comal dengan lancar meskipun memang mengalami
kemacetan di beberapa kilometer sebelum comal. Sekitar jam 9 kami pun sampai di
kampus tempat adik mendaftar perguruan tingginya.
Seusai mendaftar, kami istirahat sebentar
dan mengunjungi beberapa tempat di semarang. Jam 2.30 akhirnya kami putuskan
untuk pulang. Dengan tidak terburu-buru selama perjalanan pulang kembali ke
brebes. Sesampainya di comal, kami sempat kebingungan karena jembatan comal yang bisa dilewati hanyalah sisi sebelah utara, yang bagian selatan belum bisa dilalui. Akhirnya kami diarahkan untuk mengikuti petunjuk arah yang dibuat oleh warga. Kami diarahkan melewati jembatan kecil selebar 1,5 m. Di depan jembatan alternatif yang hanya bisa dilalui motor tersebut juga kami harus mengantri, karena dengan jembatan yang kecil seperti itu harus dilalui dua jalur yang berlawanan arah.
Kami pun sampai di rumah tepat buka puasa tiba sehingga masih bisa merasakan buka puasa di rumah bersama keluarga tercinta.
Kami pun sampai di rumah tepat buka puasa tiba sehingga masih bisa merasakan buka puasa di rumah bersama keluarga tercinta.
0 komentar:
Posting Komentar